Di era digital yang serba cepat dan penuh distraksi, pemuda muslim menghadapi tantangan besar dalam menjaga identitas, akhlak, dan spiritualitasnya. Arus informasi yang tak terbendung, budaya instan, serta pengaruh media sosial sering kali menggoyahkan prinsip dan nilai keislaman. Penting bagi kita untuk memahami dinamika ini agar mampu memberikan solusi yang relevan dan berdasar syariat.
Pada tulisan ini akan mengulas berbagai tantangan pemuda di dunia digital serta menawarkan solusi Islami yang bersumber dari Al-Qur’ān dan Sunnah, agar mereka tetap kokoh dalam iman, cerdas dalam bersikap, dan produktif dalam berkarya.
Adapun tantangan utama yang dihadapi pemuda di era digital saat ini antara lain :
- Literasi Digital yang Terbatas & Rentan Terhadap Hoaks
-
- Angka literasi digital di Indonesia masih rendah: menurut UNESCO (2023), sekitar 41 % warga Indonesia masih tergolong tidak mahir digital, sehingga rentan terhadap hoaks, penipuan, dan ketidakmampuan memanfaatkan teknologi secara efektif (BINUS Business School).
- Sebuah penelitian menunjukkan adanya ketimpangan antara kemampuan teknis dan etika digital—mengindikasikan bahwa meski akses meningkat, etika dan kewaspadaan digital masih jauh tertinggal (Jurnal Unesa).
- Curahan Informasi Negatif & Disinformasi di Media Sosial
-
- Pemerintah Indonesia mendorong platform seperti TikTok dan Meta untuk meningkatkan moderasi konten, karena media sosial telah menjadi sumber utama disinformasi yang memicu protes dan kerusuhan publik (Reuters).
- Keterpaparan anak-anak terhadap iklan negatif seperti judi online juga menjadi perhatian—ada rencana regulasi minimum umur untuk pengguna medsos demi melindungi anak-anak (Reuters).
- Fragmentasi Intelektual & Politisasi Media Sosial
-
- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyebut era digital menyebabkan:
- Pikiran menjadi dangkal (jumping to conclusions),
- Kecenderungan berkelompok hanya dengan yang sepaham (echo chambers),
- Mencari pembenaran, bukan mencari kebenaran (medcom.id).4. Media sosial bisa memecah persatuan, bahkan ketika sebenarnya memiliki potensi untuk memperkuat semangat kebangsaan seperti semangat Sumpah Pemuda (Tuban Smart Citymedcom.id).
- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyebut era digital menyebabkan:
- Krisis Identitas Moral & Nilai
- Di tengah derasnya arus digital, pemuda muslim menghadapi tantangan seperti:
- Label “generasi sandwich” (memikul banyak beban),
- “Generasi strawberry” (rentan rapuh saat diuji),
- Krisis identitas, minim pemahaman agama, dan polarisasi nilai moral LenSa MediaNews.
- Di tengah derasnya arus digital, pemuda muslim menghadapi tantangan seperti:
- Disrupsi Karir & Ekonomi Digital
-
- Digitalisasi dan kemunculan teknologi AI rupanya menggeser banyak profesi tradisional. Pemerintah telah mendorong pemuda untuk meningkatkan skill digital dan kreativitas sejak dini agar dapat beradaptasi dengan pasar kerja yang berubah cepat Antara News.
- Namun, ketimpangan akses – seperti konektivitas internet dan pendidikan digital masih membatasi peluang, terutama di daerah terpencil atau marjinal.
- Ancaman Data Pribadi & Keamanan Siber
-
- Kasus penipuan dan kebocoran data sangat serius: antara 2017–2021, kerugian akibat fraud online mencapai sekitar Rp 18,7 triliun Reddit.
- Lonjakan insiden siber (lebih dari 11 juta per tahun di 2022) mempertegas pentingnya kesadaran keamanan digital, terutama bagi generasi muda BINUS Business School.
- Tantangan dalam Dakwah Digital
-
- Media sosial punya kekuatan positif dalam menyebarkan dakwah, memperkuat ukhuwah, dan menyampaikan pesan moral secara luas.
- Namun, konten negative, hoaks, konten destruktif, maupun ikon budaya dangkal juga mudah menyusup dan mengikis nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan.
Di tengah derasnya tantangan digital yang dihadapi pemuda masa kini, mulai dari krisis identitas, paparan konten negatif, hingga hilangnya adab dalam komunikasi, umat Islam memiliki teladan agung yang relevan sepanjang zaman: Nabi Muhammad ﷺ. Meskipun hidup di era tanpa teknologi, beliau menunjukkan prinsip-prinsip universal seperti integritas, kecerdasan sosial, pengelolaan waktu, dan komunikasi yang santun, yang sangat aplikatif dalam kehidupan digital saat ini. Keteladanan beliau bukan sekadar sejarah, tetapi solusi hidup yang dapat diterjemahkan ke dalam gaya hidup pemuda modern. Dengan meneladani akhlak Rasulullah ﷺ, pemuda muslim dapat membangun karakter kuat, bijak bermedia, dan tetap istiqamah di tengah arus zaman.
Adapun solusi keteladanan Nabi Muhammad ﷺ di era kekinian antara lain :
- Keteladanan dalam Akhlak & Etika Digital
Rasulullah ﷺ adalah sosok yang diutus untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak beliau dapat menjadi panduan bagi pemuda dalam bersikap di media sosial: santun, jujur, tidak menyakiti dengan komentar atau postingan.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ (QS.Al-Qalam:4)
Artinya:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas budi pekerti yang agung.”
Solusi Kekinian: Pemuda muslim harus menjaga akhlak digital, tidak menyebar hoaks, tidak menghina, dan menjadikan media sosial sebagai ladang kebaikan.
- Keteladanan dalam Kejujuran & Integritas
Nabi Muhammad ﷺ dikenal dengan julukan al-Amīn (yang terpercaya). Di era digital yang penuh penipuan, hoaks, dan manipulasi, kejujuran Nabi adalah solusi utama.
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا(HR. al-Bukhārī dan Muslim)
Artinya:
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur.”
Solusi Kekinian: Pemuda muslim harus menjadi teladan dalam kejujuran — tidak melakukan penipuan online, tidak jual produk palsu, dan tidak menyebarkan berita dusta.
- Keteladanan dalam Kasih Sayang & Empati
Rasulullah ﷺ sangat penyayang, baik kepada keluarga, sahabat, maupun umatnya.
Di era modern, ketika banyak orang kehilangan empati karena sibuk dengan gadget, sikap welas asih beliau menjadi obat.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيم (QS. At-Taubah: 128)
Artinya:
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Solusi Kekinian: Pemuda harus aktif dalam aksi sosial digital maupun nyata ,misalnya galang dana online untuk yatim, edukasi bencana, atau konten motivasi Islami yang menyejukkan hati.
- Keteladanan dalam Mengelola Waktu & Produktivitas
Rasulullah ﷺ sangat disiplin mengatur waktu antara ibadah, keluarga, dakwah, dan urusan dunia.
Di era sekarang, banyak pemuda terjebak “scrolling tanpa akhir” di media sosial. Keteladanan Nabi jadi solusi. Hadits:
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ، فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ، فَتَقُولُ: اتَّقِ اللَّهَ فِينَا، فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ، فَإِنِ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا، وَإِنِ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا(HR.at-Tirmidzī)
Artinya:
“Setiap pagi, seluruh anggota tubuh manusia merendah kepada lisan, seraya berkata: ‘Bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami, karena kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, kami akan lurus; jika engkau bengkok, kami pun bengkok.’”
Solusi Kekinian: Pemuda muslim harus disiplin mengatur waktu digital — jadikan media sosial sebagai sarana produktif, bukan penghabisan waktu.
- Keteladanan dalam Dakwah dengan Hikmah
Rasulullah ﷺ berdakwah dengan hikmah, kelembutan, dan penuh kesabaran.
Di dunia digital yang penuh perdebatan keras, cara dakwah beliau relevan sekali.Al-Qur’an: ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ(QS. An-Naḥl: 125)
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.”
Solusi Kekinian: Jadikan media sosial sebagai sarana dakwah kreatif dengan video pendek, infografis, atau tulisan inspiratif — bukan debat kusir yang memecah belah.
Kesimpulan
Keteladanan Nabi Muhammad ﷺ sangat relevan di era kekinian:
- Akhlak agung → solusi bagi etika digital,
- Kejujuran → solusi bagi hoaks dan penipuan,
- Kasih sayang → solusi bagi krisis empati,
- Disiplin waktu → solusi bagi generasi rebahan,
- Dakwah dengan hikmah → solusi bagi polarisasi di media sosial.
Dengan meneladani Rasulullah, pemuda muslim bisa menjadi cahaya kebaikan di dunia nyata dan dunia maya.
Kontributor: Panji Permono, ST (Mahasiswa Sekolah Tabligh PDM Banjarnegara tahun 2025)
Editor: Dhimas