Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.8, Banjarnegara, Jawa Tengah 53418

Spiritual Journey = Transformasi Diri

Menjadi tamu Allah dalam rangka memenuhi rukun Islam adalah salah satu anugrah yang kerap dipenuhi oleh keajaiban. Baik itu sebelum pelaksanaan maupun saat berada di tanah haram.

Pada pemgajian Salembo edisi1 Juli 2025, Majelis Tabligh PDM Banjarnegara kembali menghadirkan tokoh muda persyarikatan yang baru saja melaksanakan tugas membersamai rombongan haji di tanah suci. Beliau adalah Ust. Sugeng Priyanto, S.Pd.I. MPd. Sekretaris PCM Pagedongan sekaligus Sekretaris KBIHU PDM Banjarnegara.

Tema yang dibawakan sangat menarik yaitu Hajj: The Miracle of spiritual journey. Melalui tema tersebut pemateri menceritakan pengalaman pribadinya bahwa menjadi tamu Allah itu dipenuhi pengalaman batin yang terjadi bahkan sebelum keberangkatan ke tanah suci. Misalkan, jika melihat lama antrian jamaah yang bisa mencapai belasan tahun, maka pendaftar tahun 2020 belum bisa berangkat tahun ini. Kenyataannya atas izin Allah ternyata panggilan menjadi tamuNya datang tanpa disangka.
Oleh karena itu, Ustaz. Sugeng memberi perspektif baru tentang mampunya seorang naik haji bukan soal materi dan fisik pribadi. Tapi justru bisa datang karena dimampukan oleh bantuan dari orang lain. Termasuk doa di dalamnya.

Di lain pihak ketika memaknai haji sebagai ibadah spiritual yang kompleks, maka jiwa seseorang harus dipersiapkan sebelum keberangkatan. Ustaz Sugeng juga menjelaskan bahwa sebelum berangkat haji manusia dikaruniai watak buruk, sehingga ketika pulang watak itu diubah atau ditutupi sedemikian rupa.

Apa yang menutupi adalah lawan dari watak buruk masing-masing. Jika kita kikir maka ubahlah jadi dermawan. Jika kita egois maka jadilah orang yang peduli. Jika kita orang yang dzolim maka ubahlah menjadi orang yang bijaksana. Dan masih banyak perubahan yang disesuaikan dengan watak seseorang.

Bagaimanapun juga, rangkaian rukun haji idealnya memberikan pelajaran reflektif bagi jiwa. Mulai dari tawaf sampai wukuf. Harus ada kombinasi sifat sabar, ikhlas, dan tawakal sebagai senjata mengatasi tantangan yang ada. Karena ujung dari terpenuhi rukun haji adalah menjadi pribadi yang takwa.

Bila ketaqwaan sudah melekat, maka predikat haji mabrur insyaallah juga didapat.
Tugas individu yang berpredikat mabrur kemudian adalah menjaga agar watak yang sudah diperbaiki jangan sampai dikembalikan ke mode sebelumnya.
Terakhir ust. Sugeng mengingatkan bahwa jika kemambruran dikaitkan dengan kebaikan, maka apa yang termaktub dalam surat Albaqarah ayat 177 harus menjadi pedoman.

Al-Baqarah · Ayat 177

۞ لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْاۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ ۝١٧٧

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Wallahua’lam bishowab

 

Kontributor: Rosyid

Editor: Dhimas

Share the Post:
Related Posts