Keluarga: Fondasi Peradaban Islam

Keluarga Fondasi Peradaban Islam

Ditulis oleh LayarMu

7 September 2025

Dalam pandangan Islam, keluarga bukanlah sekadar unit terkecil dalam masyarakat, melainkan inti dari peradaban itu sendiri. Ia berfungsi sebagai benteng pertahanan pertama dan utama bagi individu serta negara. Kualitas sebuah negara sangat ditentukan oleh kualitas keluarga-keluarga yang membentuknya. Jika keluarga kokoh, negara pun akan kuat. Sebaliknya, jika keluarga rapuh, negara pun akan mudah runtuh. Sehingga penting sekali kita merawat keluarga sebagai fondasi peradaban Islam.

Keluarga yang kuat menjadi penopang lahirnya peradaban yang kuat. Keluarga yang kuat sangat dipengaruhi oleh orang tua dalam mewarnai keluarganya. Dalam Islam, keluarga yang baik adalah keluarga yang didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari al Qur`an dan sunnah. Dua sumber ini menjadi pegangan kuat bagi orang tua dalam menapaki kehidupan dalam keluarganya.

Keluarga yang diwarnai dengan sentuhan wahyu Illahi berbeda dengan keluarga yang kosong dari nilai- nilai Illahiyah. Keluarga yang religius akan terasa sejuk, damai dan tenang. Rumah bukan sekadar tempat benaung, namun juga sebagai tempat menempa mental spiritual anak dan anggota keluarga lainnya.

Dalam pandangan Islam, rumah adalah madrasah (sekolah) pertama dan terbaik bagi anak-anak. Di sinilah nilai-nilai keimanan, akhlak mulia, dan karakter yang kuat ditanamkan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits di atas menegaskan peran sentral orang tua dalam membentuk identitas dan moralitas anak. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang Islami akan menjadi pribadi yang saleh, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Keluarga yang dipancari nilai-nilai al qur`an di dalamnya juga membawa kesejukan mental dan spiritual. Sehingga penghuninya terasa tenang dan penuh kasih sayang. Islam menyatakan bahwa Allah ﷻ menciptakan pernikahan sebagai sarana untuk mencapai ketenangan jiwa dan kasih sayang. Hal ini Sebagaimana firman-Allah SWT: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21).

Keharmonisan dalam keluarga menciptakan lingkungan yang stabil secara emosional dan psikologis. Hal ini memungkinkan individu untuk berkembang secara optimal, terhindar dari pengaruh buruk di luar, dan menjadi anggota masyarakat yang produktif.

Selain itu, pernikahan juga merupakan upaya untuk menjaga nasab. Keluaga yang diawali dengan penikahan yang benar sesuai ajaran Islam dan secara hukum positif akan menjaga nasab yang jelas.

Islam sangat menjunjung tinggi pentingnya menjaga nasab (garis keturunan). Pernikahan yang sah memastikan kejelasan nasab, yang merupakan dasar bagi hak waris, perwalian, dan hubungan sosial lainnya. Perlindungan nasab ini penting untuk menjaga tatanan sosial yang adil dan teratur, serta mencegah kekacauan moral.

Keluarga yang baik juga turut berperan dam menjaga moralitas ummat dan bangsa. Moralitas yang baik diawali dari pola asuh dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang menanamkan nilai- nilai moralitas dan akhlak mulia kelak akan melahirkan ummat yang berakhlak mulia pula. Oleh karenanya, pendidikan agama dalam keluarga sangat penting diinternalisasikan sejak dini.

Keluarga yang berpegang teguh pada ajaran Islam akan menjadi penjaga moralitas masyarakat. Dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, amanah, dan rasa malu, keluarga melindungi individu dari perbuatan maksiat dan dosa yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan bernegara.

Allah ﷻ berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (QS. At-Tahrim: 6), ayat tersebut merupakan perintah langsung bagi setiap muslim untuk menjaga diri dan keluarganya dari kerusakan, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan kata lain, keluarga dalam pandangan Islam berorientasi pada keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akherat.

Keluarga dalam Islam bukanlah sekadar unit biologis, melainkan benteng negara yang tak tergantikan. Dengan memenuhi perannya sebagai madrasah pertama, wadah ketenangan, penjaga nasab, dan benteng moral. Keluarga secara langsung juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang saleh dan negara yang kuat. Untuk itu, mari bersama-sama membangun fondasi peradaban islam mulai dari keluarga yang kokoh sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa dan peradaban yang madani.

 

Kontributor: Agus Priyadi (Ketua MT Ranting Danaraja, Anggota MT Cabang Merden, dan Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM Jawa Tengah di Banjarnegara)

Editor: Dhimas

Mungkin Anda Suka

Keutamaan Peran Seorang Ibu

Keutamaan Peran Seorang Ibu

Jika seorang ayah adalah pemimpin dan nakhoda kapal rumah tangga, seorang ibu adalah pelabuhan dan madrasah pertama...