Membawa tema “Islam Rahmatan Lil ’Alamin” Pengajian Rutin Ahad Pon Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalibening & Pandanarum kali ini digelar di PRM Kalibombong, Desa Kalibombong, Kecamatan Kalibening pada Ahad 29 Oktober 2023. Sejak pukul 08.30 Warga Simpatisan Muhammadiyah Desa Kalibombong khususnya warga Muhammadiyah dukuh Kalibombong telah berkumpul menunggu pengajian dimulai.
Dengan duduk menghadap panggung yang sudah disiapkan oleh panitia , acara ini mampu menjadi magnet bagi warga non-Muhammadiyah sekitar bahkan desa lain untuk mendengarkan ceramah dari Ustaz Ibnu Sholeh selaku pengurus dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah.
Pengajian kali ini juga dimeriahkan oleh dengan penampilan dari KOKAM dan Koor oleh Nasiyatul ‘Aisyiyah PRNA Kalibombong. Setelah itu Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kalibombong sekaligus sebagai Ketua Penyelenggara Kisruh Kisworo, S.Pd.I menyampaikan sambutannya. Dilanjutkan Sambutan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalibening dan Forkopimcam yang disampaikan oleh Camat Kalibening.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalibening yang disampaikan oleh H. Hidayanto mengatakan, bahwa menjadi anggota Muhammadiyah harus lahir dan batin, Muhammadiyah tidak cukup hanya di batin saja, tetapi harus menjadi anggota lahir-batin, harus bekerja lahir-batin, dan harus mengikuti peraturan Muhammadiyah dan berbahagilah.
Pada sambutan yang sama kita harus mengubah mindset, bahwa pemilu yang awalnya dianggap sebagai ajang kontestasi politik dan perebutan kekuasaan tahun 2024, menjadi ajang memperkuat rasa kesatuan dan persatuan dari kebhinnekaan bangsa Indonesia, kata Pak Camat Kalibening saat menyampaikan sambutan.
“Menjaga kebersamaan melalui tujuh prinsip ukhuwah” tutur Ustaz Ibnu Sholeh.
Pria yang merupakan staff pengajar di Universitas Pekalongan tersebut menuturkan bahwa ada tujuh prinsip ukhuwah dalam berdakwah yang harus diketahui yaitu bersatu dalam aqidah, berjamaah dalam ibadah, tasamuh dalam khilafiyah, ihsan dalam bermujadalah, fathanah dalam bersiyasah, santun dalam bermuamalah, dan istiqamah dalam berdakwah. Jelasnya.
Sebelum acara selesai, dirinya menyampaikan hari ini kita melihat, wajah Islam sedang berada di titik kritis, seperti halnya kita lihat di media sosial, mencaci maki, fitnah dan semua itu dianggap perbuatan yang tidak berdosa, dan bagi kita para mubaligh, ini merupakan sinyal yang cukup mengerikan hingga kita (Majelis Tarjih dan Tajdid) harus terjun langsung ke masyarakat.