Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.8, Banjarnegara, Jawa Tengah 53418

Jas Merah! Pelajar Muhammadiyah dan TNI Kalibening Banjarnegara Bersihkan Bukti Sejarah

KALIBENING/, 7/8/2024 – JAS MERAH, merupakan akronim dari jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kalimat yang penuh makna tersebut pertama kali dicetuskan oleh Proklamator sekaligus Presiden Republik Indonesia (RI) pertama yaitu Ir. Sukarno pada saat peringatan 17 Agustus 1966. Maksud dari kalimat Jas Merah adalah sejarah perjuangan adalah pelajaran berharga yang harus dipegang teguh oleh seluruh rakyat Indonesa. Karena bagaimanapun juga bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya.

Sebagai bentuk penghormatan dan upaya merawat dokumen sejarah, puluhan siswa dari SMA dan MTs Muhammadiyah Kalibening Banjarnegara bersama aparat dari Koramil dan tokoh masyarakat Kalibening melakukan kegiatan bersih-bersih di 2 bangunan yang sarat akan nilai sejarah.

Dua bangunan bersejarah tersebut adalah tugu batas perjanjian renville yang berada di Desa Gununglangit yang merupakan perbatasan Kabupaten Banjarnegara-Pekalongan serta tugu peringatan perang penghadangan pasukan Belanda oleh Pejuang di Desa Sikumpul.

Komandan Koramil Kalibening Kapten CPM Teguh Budiono mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan termasuk menjaga kelestarian monumen bersejarah tersebut.

“Kegiatan ini melibatkan lebih dari 20 pelajar dari sekolah Muhammadiyah beserta anggota Koramil dan tokoh masyarakat,” tuturnya.

Menurut Danramil, kegiatan kerja bakti ini merupakan salah satu cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air kepada generasi muda serta memperkuat hubungan antara TNI dan masyarakat. Selain itu, agenda ini juga menjadi pembelajaran akan fungsi dan maksud adanya tugu atau prasasti sehingga tidak dianggap hanya sebagai bangunan yang biasa. Namun bangunan yang menjadi monumen sejarah perjuangan di Indonesia khususnya di Kalibening.

“Mungkin bentuknya biasa saja, namun cerita di balik itu adalah sebuah cerita heroik dari pendahulu bangsa yang tidak pernah lelah berjuang melawan penjajah dengan kondisi apapapun. Hal itulah yang harus dipahami oleh generasi saat ini,” katanya.

Dikatakannya, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk merawat tugu sebagai simbol perjuangan bangsa, tetapi juga untuk menanamkan rasa cinta tanah air kepada generasi muda.

“Kami ingin mengajak semua warga bahwa merawat peninggalan sejarah adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan melibatkan para pelajar, diharapkan mereka dapat memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan,” ujarnya.

Kepala SMA Muhammadiyah Kalibening, Solihin mengatakan partisipasi para pelajar dalam kegiatan pembersihan ini sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan warisan sejarah.

“Dengan terlibatnya siswa dalam kerja bakti pembersihan di Monumen Perang Kemerdekaan dan Monumen Renville tersbeut, diharapkan mereka bisa memahami nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam monumen-monumen ini. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bentuk pengabdian mereka kepada masyarakat dan negara,” tutur Solihin.

Menurut Solihin, selain kerjabakti, siswa juga mendapatkan kesempatan untuk berdialog langsung dengan anggota TNI yang memberikan mereka wawasan tentang pentingnya semangat gotong royong dan kebersamaan serta serjarah perjuangan yang ada.

Kontributor: Gatot HC (MPI PCM Kalibening)

Editor: Dhimas

Share the Post:
Related Posts