Sebagai ummat Islam sekaligus menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan, tentu kita harus bersepakat bahwa salat adalah tiang agama yang tidak bisa ditawar, karena salat merupakan amalan yang pertama kali dihisab, barangsiapa yang salatnya baik, maka baik pula amalan lainnya.
1 November 2024 menjadi momentum bagi Ustaz Najib untuk menjadi pemateri dalam agenda pertemuan rutin Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Purwareja Klampok. Agenda pada awal November tersebut dilaksanakan di rumah Kakanda Aji (Kalilacing).
Suasana di ruang tamu terasa guyub, dan semakin guyub ketika kacang rebus datang dan dibuka dengan tausiah oleh Ustaz Najib. Ada yang berbeda dari penampilan beliau, yakni peci merah berlogo Tapak Suci. Dengan penampilan tersebut saya meyakini tidak hanya seragamnya yang merah, tetapi darahnya juga merah.
Meski membawa logo Tapak Suci, Ustaz Najib justru tidak memeragakan jurus atau rangkaian gerakan tapak suci, bukan berarti dia tidak ahli dalam bela diri, tetapi karena acara pada malam tersebut adalah untuk bertemu, diskusi dan mengaji. Bukan berlatih sikap katak, sikap mawar ataupun pukulan beruang.
“Bekal terbaik manusia adalah taqwa, dan bukti taqwa itu salah satunya adalah amalan salat”, Tugas Ustaz Najib membuka tausiahnya.
Ia juga mengatakan kepada anggota PCPM Purwareja Klampok yang hadir, bahwasanya salat adalah amalan yang pertama kali dihisab. Karena barangsiapa salatnya baik, maka baik pula amalan lainnya.
Lalu dengan beretorika Ustaz Najib berkata, “bagaimana jika salat kurang khusyuk?” tentu saja kalimat tersebut menggugah sanubari setiap anggota yang datang.
“Salat kurang khusyuk, maka salatlah sebagaimana melihat Nabi Muhammad SAW, sebisa mungkin kita mencontoh bagaimana Rasulullah membaca doa saat salat,” tuturnya.
Selain itu, Ustaz Najib juga berpesan, agar kita sebagai orang Islam harus tahu, arti dari doa yang dibaca ketika salat. Seperti bacaan Ihdinas siratal mustaqim, tentu saja doa tersebut sudah banyak yang hafal bahkan artinya juga sudah banyak yang tahu, namun kita perlu melafazkannya dengan melibatkan hati, karena di dalam salat ada banyak doa. Sehingga salat bukan hanya sekadar ritual formil, melainkan salat adalah bentuk “proposal” dari hambaNya untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT.
Hal tersebut dipertegas oleh Ustaz Najib, “Rasul berkata, Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang tidak tahu dan tidak butuh.” Tentu saja dari perkataan tersebut menjadi renungan bagi kita bersama, agar senantiasa menyempurnakan salat dengan mengetahui makna dari setiap bacaan dalam salat.
Kontributor: Dhimas Raditya Lustiono