Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.8, Banjarnegara, Jawa Tengah 53418

Ustadz Drs. H. Ali Muhson M.Ag, M.Pd. I, MH, MM : Beragama Dengan Gembira Dan Menggembirakan

Wanayasa, 03/11/2024- Hujan menjadi saksi pengajian Ahad Wage Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wanayasa di Ranting Muhammadiyah Pesantren, dengan Pembicara Ustaz Drs. H. Ali Muhson M.Ag, M.Pd.I, MH, MM , dengan tema Beragama Dengan Gembira Dan Menggembirakan.

Hujan yang mengiringi pengajian ahad pagi kali ini tidak menyurutkan jamaah untuk tidak berangkat mengaji. Dengan tema gembira maka hujan pun harus disambut dengan kegembiraan.

Islam Mengajarkan Sifat Lemah Lembut dan Kasih Sayang. Allah Ta’alaa berfirman:

Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan Pengembalian Dana yang Dapat Dibayar Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan َوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS. Ali Imran: 159). Allah juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang penyayang dan memiliki rasa belas kasih terhadap orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman:

لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ ١٢٨

Artinya: Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min (QS. At-Taubah: 128).

Rasulullah SAW bersabda :

يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari” (HR. Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734 dari Anas bin Malik).

بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُواوَيَسِّرُوا وَلاَتُعَسِّرُوا“Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari. Mudahkanlah dan janganlah kalian persulit”. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada para sahabatnya pada kisah tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid.

دَعُوهُ وَهَرِيْقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءِ أَوْ ذَنُو بًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِشْتُمُ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَشُوا مُعَسِّرِيْنَ“Biarkanlah dia! Tuangkanlah saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit”(HR. Bukhari No. 220) Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan (HR. Muslim No. 2593) Dari Aisyah ra, Nabi bersabda:

إِنَّالرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ“Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek (HR. Muslim) Dari Jabir bin Abdullah ra. bahwa Nabi bersabda:

مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ“Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan” (HR. Muslim No. 2592). Allah SWT pernah memerintahkan dua orang nabiNya yang mulia yaitu Musa dan Harun untuk mendakwahi Fir’aun dengan lembut.

Allah Ta’ala berfirman:

ٱذۡهَبَآ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ٤٣ فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ ٤٤

Artinya: Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas. Berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lembut, mudah-mudahan ia mau ingat atau takut (QS. Thaha: 43-44) Islam itu Agama Yang Toleran Allah Ta’alaa berfirman:

خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ١٩٩

Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh (QS. Al-A’raaf: 199). Dalam Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an, Marwan Hadidi bin Musa menafsirkan bahwa ayat ini mencakup akhlak mulia yang patut dilakukan terhadap orang lain dan bagaimana bergaul dengan mereka.

Akhlak tersebut adalah:

1.‘afwu, yakni bersikap samahah (toleransi) atau memaafkan kesalahan orang lain dan tidak membesar-besarkannya, berterima kasih terhadap perkataan dan perbuatan baik orang lain, memaafkan kekurangan mereka dan menundukkan pandangannya dari melihat kekurangannya, tidak bersikap sombong terhadap anak kecil karena usianya, tidak bersikap sombong kepada orang yang kurang akal karena kelemahannya, demikian pula tidak bersikap sombong kepada orang miskin karena kefakirannya, bahkan ia bergaul dengan mereka menggunakan kelembutan dan dengan sikap yang sesuai keadaan dan sesuai hal yang menyenangkan hati mereka.

2. Menyuruh orang lain mengerjakan yang ma’ruf baik dengan menyampaikan ilmu atau mendorong mengerjakan kebaikan, seperti mendirikan shalat, silaturrahim, berbakti kepada orang tua, mendamaikan manusia, atau memberi nasehat yang bermanfaat, tolong-menolong di atas kebaikan dan ketakwaan, melarang perbuatan buruk, memberikan pengarahan terhadap hal yang dapat menghasilkan maslahat agama maupun dunia. Oleh karena mengarahkan kepada kebaikan terkadang mendatangkan gangguan dari orang-orang yang jahil (bodoh).

3. Menghadapi orang yang jahil dengan berpaling darinya dan tidak menghadapinya dengan kebodohannya. Siapa saja yang menyakitimu dengan perkataan atau perbuatannya, maka jangan balas menyakitinya. Siapa saja yang tidak memberimu, maka berilah dia, siapa saja yang memutuskan hubungan denganmu, maka sambunglah, dan siapa saja yang mendhalimimu, maka berbuat adillah padanya.

Inilah tiga sikap yang perlu dilakukan dalam bermu’amalah dengan manusia, adapun sikap yang perlu dilakukan dalam bermu’amalah dengan setan dari kalangan jin dan manusia, maka dijelaskan dalam ayat selanjutnya (lihat ayat 200). Islam itu Mudah dan Menggembirakan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Di sana beliau menyatakan:

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ Artinya: Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian di waktu pagi-pagi sekali, siang hari di kala waktu istirahat dan di awal malam (HR. al-Bukhari dan Muslim). Maksud hadis ini ialah syariat yang Allah turunkan kepada umat Baginda Nabi SAW mudah dan tidak sulit. Allah telah mengangkat hal-hal yang memberatkan mereka. Sehingga ia tidak memaksa seorang hamba kecuali sesuai kemampuannya.

Allah SWT juga berfirman:

وَجَٰهِدُواْ فِي ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَىٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٖۚ ٧٨

Artinya : Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (QS. al-Hajj: 78). Tafsir Al-Wajiz, Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili menafsirkan bahwa berjihadlah pada jalan Allah untuk melawan musuh-musuh dengan jihad yang sebenar-benarnya hanya mengharap keridhoan-Nya. Dia telah memilih kamu untuk menolong syariat-Nya. Dia sekali-kali tidak menjadikan untukmu kesempitan dan kesulitan dalam agama. Namun Dia menjadikannya mudah dan ringan. Dia telah memberi keringanan kepadamu seperti boleh mengqashr dan menjamak shalat, berbuka ketika bulan Ramadan bagi musafir dan tayamum bagi orang yang sakit. Islam itu Mengajarkan: Bersemangat, Tidak Boleh Malas dan Putus Asa.

Allah Ta’alaa berfirman:وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيّٖ قَٰتَلَ مَعَهُۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٞ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ أَصَابَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٦Artinya: Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar (QS. Ali Imran: 146)Dalam Tafsir as-Sa’di, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menafsirkan bahw aini merupakan hiburan bagi kaum Mukminin dan sebuah anjuran untuk mengikuti jejak mereka dan melakukan seperti perbuatan mereka, dan bahwasanya perkara ini adalah perkara yang telah ada sejak dahulu, di mana sunnatullah terus berjalan seperti itu. Allah berfirman, “Dan berapa banyaknya nabi, ”maksudnya, betapa banyak Nabi, “yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa,” yaitu, kelompok yang banyak dari pengikut-pengikutnya yang telah dididik oleh para nabi dengan keimanan dan amalan shalih, lalu mereka terbunuh, menderita luka, dan sebagainya.Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh).” Maksudnya, hati mereka tidak menjadi lemah dan tubuh mereka tidak lesu dan tidak pula mereka menyerah, artinya mereka tidak tunduk di hadapan musuh mereka, akan tetapi mereka bersaabar, tegar, dan mengobarkan semangat bagi jiwa mereka.

Oleh karena itu, Allah berfirman “Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.”Allah juga berfirman:يَٰبَنِيَّ ٱذۡهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَاْيۡ‍َٔسُواْ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ لَا يَاْيۡ‍َٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٨٧Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)

Kontributor: Afthon

Editor: Dhimas

Share the Post:
Related Posts