Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.
Sidang Jum`at rahimakumullah,
Pada hari yang mulia ini, mari kita renungkan sosok agung yang diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yaitu Nabi Muhammad SAW. Beliau bukan hanya seorang Nabi yang menyampaikan risalah, tetapi juga seorang pemimpin teladan yang sempurna dalam setiap aspek kehidupan. Kepemimpinan beliau mencakup seluruh dimensi: sebagai pemimpin spiritual, pemimpin negara, panglima perang, hakim yang adil, dan kepala keluarga yang penuh kasih.
Apa yang membuat kepemimpinan beliau begitu istimewa dan layak kita teladani? Mari kita lihat dari beberapa sudut pandang.
Kepemimpinan Berbasis Akhlak Mulia (Uswatun Hasanah)
Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Quran bahwa Rasulullah adalah teladan terbaik bagi kita semua. Hal ini sebagaimana tertuang dalam al qur`an surat Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Beliau tidak hanya memerintahkan kebaikan, tetapi juga menjadi contoh nyata dari kebaikan itu. Beliau tidak pernah membedakan antara yang kaya dan miskin, antara bangsawan dan rakyat biasa. Beliau adalah pemimpin yang rendah hati, duduk bersama para sahabat, dan merasakan penderitaan mereka. Kepemimpinan beliau lahir dari hati yang bersih dan tindakan nyata.
Keadilan yang Mutlak
Salah satu pilar utama kepemimpinan Rasulullah adalah keadilan. Keadilan beliau tidak hanya berlaku untuk kaum Muslimin, tetapi juga untuk non-Muslim yang hidup di bawah naungannya. Terkait dengan hal ini, beliau bersabda:
إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ، وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
Artinya: “Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah, jika ada orang terhormat di antara mereka mencuri, mereka membiarkannya. Tetapi jika ada orang yang lemah mencuri, mereka menegakkan hukum atasnya. Demi Allah, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku akan potong tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini menunjukkan betapa teguhnya beliau dalam menegakkan keadilan, tanpa memandang status atau kedudukan. Inilah esensi kepemimpinan yang sejati, di mana hukum berlaku untuk semua tanpa terkecuali.
Pemimpin yang Mengayomi dan Penuh Empati
Rasulullah SAW adalah pemimpin yang sangat peduli dengan umatnya. Beliau tidak memimpin dari singgasana, melainkan dari tengah-tengah mereka. Beliau selalu mendengarkan keluh kesah, memberikan nasihat, dan membantu menyelesaikan masalah. Allah SWT menggambarkan sifat beliau dalam Al-Quran:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Tawbah: 128)
Sifat inilah yang membuat para sahabat begitu mencintai dan setia kepada beliau. Mereka tidak hanya melihat beliau sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai seorang ayah, guru, dan sahabat terbaik.
Sidang jumat rahimakumullah,
Meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah sebuah keharusan. Di tengah tantangan zaman ini, kita membutuhkan pemimpin yang berakhlak mulia, adil, dan mengayomi, agar masyarakat kita menjadi lebih baik, adil, dan damai.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Mari kita jadikan sosok Rasulullah sebagai panutan utama dalam setiap peran kepemimpinan yang kita jalankan, baik dalam skala besar maupun kecil—sebagai kepala keluarga, pemimpin di lingkungan kerja, atau dalam komunitas. Beliau telah membuktikan bahwa kepemimpinan yang paling efektif adalah kepemimpinan yang didasarkan pada akhlak mulia, cinta, dan takut kepada Allah.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
Kontributor: Agus Priyadi (Ketua MT Ranting Danaraja, anggota MT Cabang Merden dan Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM Jateng di Banjarnegara)
Editor: Dhimas


