Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di Bumi, itulah mengapa Allah SWT menciptakan manusia lengkap dengan akal serta hati, yang kelak bisa digunakan untuk berpikir dan mengambil keputusan. Anugerah berupa akal tersebut rupanya melahirkan kontemplasi dan memaknai apa itu Ulul Albab.
Secara mekanisme bahasa atau semantik, kata ulul albab terdiri dari kata ulu dan al-albab. Kata ulu adalah bentuk jamak yang tidak memiliki mufrad (kata tunggal) artinya ashab (pemilik). Kata ulu dalam penggunaannya dijadikan sebagai frase dengan isim dzahir (kata benda selain kata ganti). Seperti ulul quwwah artinya pemilik kekuatan, ulul azmi arinya pemilik tekat yang kuat, ulul maal artinya pemilik harta, dan seterusnya.
Kata yang kedua adalah kata al-Albab. Kata ini merupakan sebuah bentuk jamak dari sebuah kata. Tapi para ahli tafsir menyebutkan bentuk jamak kata ini memiliki dua akar kata mufrad (kata tunggal). Pertama, dengan mufrad dari asal kata al-Labab yang artinya bagian dada binatang yang diikat tali agar pelana tidak lepas.
Kedua dari mufrad yang berasal dari kata al–Lubb artinya inti dari segala sesuatu. Sebagai misal adalah kata lubbur rajul yang berarti akal seseorang. Karena inti manusia adalah akalnya. Meskipun demikian dari dua kata mufrad di atas sama-sama menekankan bagian inti yang ada di dada (hati) maupun yang ada di kepala (akal).
Maka secara bahasa kata ulul albab sering diterjemahkan dengan istilah Orang-orang yang berakal. Orang-orang berakal adalah orang-orang yang selalu merenungkan dan memikirkan segala kejadian di alam semesta (Q.S. Ali Imran: 190).
Tapi ada juga pendapat yang lebih menarik, di mana kata albab diinterpretasikan dengan memberikan makna kiasan. Albab dikiaskan dengan kata baabun (Al-baabun) atau pintu yang memiliki fungsi membuka dan menutup. Maka makna albab jika dikiaskan dengan pintu atau jalan, memiliki makna hati dan akal yang terbuka dengan ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu ulul albab adalah mereka orang-orang yang memiliki keterbukaan hati dan pikiran hingga diteguhkan dengan kebenaran.
Di dalam Al-Quran sendiri terdapat 16 ayat dari 10 Surat yang mengandung kata ulul albab dengar ragam kandungan makna dan ragam kisah yang menyertainya. Kesepuluh surat itu adalahAl-Baqarah; Ali Imron; Al-Maidah; Yusuf; Ar-Ra’d; Ibrahim; Shaad; Az-Zumar; Al-Ghafir; dan At-Talaq. Salah satu contoh ayatnya terdapat di dalam Q.S. Yusuf: 111, yang artinya sebagai berikut,
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (ulul albab). Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
Adapun dari ke-enambelas ayat yang ada, dapat disimpulkan atau diinterpretasikan bahwa ada 5 isyarat makna dari kata ulul albab. Pertama, mereka adalah orang-orang yang belajar dari fenomena sejarah, sosial dan kontekstual lainnya, tersirat dalam 4 ayat yaitu: Al-Baqarah: 179, Yusuf: 111, Shaad: 43, Al-Ghafir: 53-54.
Kedua, mereka adalah orang-orang yang mampu memahami kandungan Al-Quran secara tekstual baik itu yang terkait ayat muhkamat maupun mutasyabihat, tersirat dalam 4 ayat yaitu: Ali Imron: 7, Ar-Ra’ad: 19, Ibrahim: 52, Shaad: 29.
Ketiga, mereka adalah orang-orang yang mampu memahami fenomena gejala alam fisik dan materi (ayat kauniyah), tersirat dalam 2 ayat yaitu: Ali Imron: 190, dan Az-Zumar: 21. Keempat, mereka adalah orang-orang yang menyempurnakan ibadah-ibadah mereka dengan ilmu (ittiba’) dan dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, tersirat dalam 2 ayat yaitu: Al-Baqarah: 197, dan Az-Zumar: 9.
Terakhir atau kelima, mereka adalah orang-orang yang mampu menampilkan akhlak baik dalam setiap perkataan dan perbuatan sampai pada derajat ihsan, tersirat dalam 4 ayat yaitu: Al-Baqarah: 269, Al-Maidah: 100, Az-Zumar: 18 dan At-Talaq: 10.
Secara definitif dapat disimpulkan bahwa ulul albab adalah segolongan manusia yang dapat merenungkan dan memikirkan ragam informasi mengenai hal-hal tekstual (Al-Quran, Hadits, Buku-buku), kontekstual (sejarah dan fenomena sosial), dan Ilmu-ilmu kealaman (natural sains), sehingga berimplikasi pada penyempurnaan Ibadah mereka dan memunculkan akhlak yang terbaik atas dasar keyakinan yang kuat (tauhid).
Kata kuncinya, ulul albab adalah orang-orang yang terbuka akal dan hati (sanubari) mereka dengan kebenaran disebabkan aktivitas perenungan dan pemikiran yang benar. Apa yang direnungkan? Al-Quran, sejarah dan segala fenomena atau kejadian yang terjadi di masyarakat dan alam.
Apa dampaknya? Mereka menjadi orang yang sangat memperhatikan kualitas ibadah dan akhlak terbaik mereka. Demikian mudah-mudahan dapat menjadi ibrah buat kita semua, agar dapat ber-Islam secara cerdas dan berkemajuan yang merupakan inspirasi dari generasi ulul albab.
Kontributor: Dartim Ibnu Rushd (Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Editor : Dhimas