Bencana tanah longsor yang melanda Dukuh Situkung, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, meninggalkan duka mendalam bagi para penyintas. Di tengah situasi tersebut, PCNA Pagetan bergerak membersamai para penyintas sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab kemanusiaan. Jarak tempuh sekitar ±60 kilometer bukanlah perjalanan yang ringan, namun tidak menyurutkan langkah para kader untuk hadir dan berbagi penguatan.
Sejak pukul 06.00 WIB, para kader PCNA Pagetan telah bersiap untuk berangkat. Persiapan tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga secara moral dan tanggung jawab keluarga. Amanah sebagai istri dan ibu ditunaikan terlebih dahulu dengan penuh kesadaran dan komitmen. Urusan rumah tangga diselesaikan sebaik mungkin agar langkah pengabdian dapat dijalani dengan hati yang tenang dan niat yang lurus.
Perjalanan panjang ini dilandasi oleh niat tulus untuk mengamalkan 10 Komitmen Kader Nasyiatul Aisyiyah, khususnya komitmen untuk responsif terhadap permasalahan di sekitar serta mampu membagi peran antara keluarga dan organisasi. Nilai inilah yang menjadi fondasi gerak PCNA Pagetan: bahwa pengabdian sosial tidak bertentangan dengan peran domestik, melainkan saling menguatkan ketika dijalani dengan kesadaran dan tanggung jawab.
Di lokasi bencana, PCNA Pagetan hadir memberikan pendampingan psikososial bagi para penyintas. Pendampingan dilakukan dengan pendekatan empati, memeluk duka yang ada, mendengarkan cerita dengan hati, serta menguatkan kembali harapan yang sempat runtuh. Kehadiran kader perempuan di tengah situasi krisis menjadi ruang aman bagi penyintas untuk merasa didengar, dipahami, dan tidak sendiri menghadapi trauma pascabencana.
Apa yang dilakukan PCNA Pagetan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya kepedulian dan tolong-menolong dalam kebaikan. Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
(QS. Al-Ma’idah: 2)
Ayat tersebut menegaskan bahwa kehadiran di tengah penderitaan sesama merupakan bagian dari perintah agama, bukan sekadar pilihan moral. Kepedulian sosial adalah wujud nyata ketakwaan yang diwujudkan dalam tindakan.
Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda:
“Barang siapa meringankan kesusahan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat.”
(HR. Muslim)
Hadis ini menjadi penguat bahwa setiap upaya mendampingi, menguatkan, dan membersamai penyintas bencana bukanlah perbuatan sia-sia, melainkan investasi akhirat yang bernilai besar di sisi Allah SWT.
Inilah potret nyata kader perempuan Nasyiatul Aisyiyah: setia pada keluarga, sigap dalam pengabdian, dan tetap melangkah meski lelah. Kelelahan fisik tidak menjadi penghalang ketika niat pengabdian dijalani sebagai bagian dari ibadah. Bagi PCNA Pagetan, khidmat untuk kemanusiaan adalah jalan pengabdian yang luhur, jalan yang mengajarkan empati, ketangguhan, dan keikhlasan.
Semoga langkah kecil ini mampu menjadi penguat bagi para penyintas, sekaligus menjadi pengingat bahwa kepedulian sosial adalah ruh gerakan Nasyiatul Aisyiyah. Setiap pelukan empati, setiap doa, dan setiap pengorbanan yang diberikan, insyaAllah bernilai pahala dan dicatat sebagai amal kebaikan.
Penulis: Erna Ferawati
Editor: Dhimas



