Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.8, Banjarnegara, Jawa Tengah 53418

Kajian Siroh Nabawiyah di Daarul Falaah Merden

Sepeninggal Khadijah yang merupakan sang istri terkasih, dan Abu Thalib, sang paman dari Nabi Muhmamad SAW, saat itulah Rasulullah mulai menerima gangguan fisik dari kaum Quraisy yang menentang dakwahnya, gangguan juga dialami para sahabat bahkan di antaranya gugur akibat siksaan musyrikin quraisy.

Di antara gangguan yang dialami nabi adalah dilempari pasir dan kotoran binatang saat mengerjakan shalat disisi Kabah. Gangguan ini semakin hari semakin sering dan keras. Mengalami hal demikian, Nabi pun mulai menjajaki peluang untuk berhijrah demi menyelamatkan agama dan jiwa para sahabat. Pada tahun kesepuluh setelah kenabian, beliau mencoba mencari bantuan dan perlindungan kepada penduduk Thaif.

Ditemani Zaid bin Haritsah, beliau bertolak menuju Thaif yg berjarak 70 mil dengan berjalan kaki. Suku pertama yang dituju adalah Tsaqif. Harapan mereka menerima dakwah Islam dan memberikan perlindungan untuk para sahabat Nabi yang tersiksa di Makah ternyata tidak terwujud. Bahkan penduduk Thaif menolak dakwah nabi dengan buruk, cemooh dan lemparan batu dialami Nabi sampai kaki beliau berdarah, Zaid bin Haristah yang berusaha melindungi pun terluka di kepalanya. Sebulan lamanya Nabi menetap di Thaif, menyeru penduduknya pada islam namun tak mendapat sambutan sama sekali. Beliaupun harus rela kembali ke Mekah tanpa hasil.

Cuplikan di atas mengawali pertemuan ke-empat kajian siroh nabawiyah pada Rabu malam, 4 Juli 2024, di Masjid jami’ Daarul Falaah Islamic Center Merden yang diselenggarakan oleh Pesantren Daarul Falaah Muhammadiyah Merden dengan pemateri tetap adalah ustadz Heri Sunaryo, salah satu pengajar di pesantren Daarul Falaah.

Kajian ini merujuk pada kitab Khulashoh Nuril Yaqin yang pada malam tersebut telah membahas beberap tema yang terdapat dalam kitab. Setelah mengawali dengan tema gangguan Quraisy terhadap Nabi, pembahasan berlanjut tentang peristiwa isra’ dan mi’raj, awal mula keislaman penduduk Yatsrib, dan ditutup pada bahasan baiat aqobah pertama. Selain membaca dan menerjemahkan kitab, ustadz Heri juga memberikan penjelasan ringkas hikmah dan pelajaran serta menambah pengetahuan yang terkait dengan tema namun tidak tercantum didalam kitab.

Kajian ini merupakan upaya menghidupkan kajian keislaman yang berbasis kitab turots dilingkungan Muhammadiyah Merden dan kaum muslimin pada umumnya. Kajian berlansung setiap malam Kamis selama satu jam, dimulai jam 20.00 dan berakhir jam 21.00 WIB.

Semoga kegiatan ini bernilai positif dan bermanfaat untuk umat serta tercatat sebagai amal shaleh di sisi Allah SWT.

Kontributor : Ustaz Heri Sunaryo

Editor : Dhimas

Share the Post:
Related Posts