Karya: M. Abdurrosyid
Kabar gembira itu datang
Menjelang hari menuju petang
Yang dulu begitu ia teguh menentang
Kini terasa dadanya sudah begitu lapang
Rupanya hujaman panah hidayah itu kali ini tidak meleset
Namun entah dari mana datangnya
Mungkin dari pertikaian kami pagi tadi
Atau saat bertekur di depan layar macam rupa tatkala ia merasa terpepet
Permusuhan, kebencian, dan amarah adalah tameng yang mesti kutembus
Sampai sumpah serapah kerap datang menghembus
Kadang datang sekali
Kadang pula bertubi tubi
Kemudian akan berakhir dengan sepi
Busurku selalu siap melesatkan
Benih anak panah di berbagai medan laga
Bukan maksud untuk melukai
Apalagi membuat inangnya menjadi mati
Bukan, aku hanya ingin kebaikan
Teruntuk saudaraku yang membutuhkan
Namun kabar itu bagai sinar benderang
Menyinari kalbu yang kerap berkejibaku dengan nafsu
Ada rasa haru, tapi urung kuungkap di depanmu
Cukuplah ia menjadi bahan bertafakur
Atas nikmat sebuah perjuangan di medan tempur
Aku harus dirundung sadar
Anak panah itu ada yang menentukan
Kemana, dimana, dan kapan ia akan tepat menyasar
Bukan karena hebatnya ku membidik
Atau kuat dan tajamnya benih kulesatkan
Kabar itu jelas melegakan
Bagi hati yang berdoa tanpa henti
Apakah itu Hidayah ataukah hadiah
Tak perlu kupikir begitu dalam,
Karena ia hanyalah sebuah anugrah
Dari dzat yang paling berhak disucikan dengan hamdalah
MARs, Banjarnegara 8 April 2025