Haruskah menunggu setahun
Tertegun di antara bongkahan amarah yang kini berangsur luntur
Padahal sudah lama kusapu dan kubersihkan
Tapi debu debu kemasyghulan tetap beterbangan
Mengendap dan menggunung seiring waktu kita berjumpa
Haruskah menunggu setahun
Rasa sakit itu baru terobati
Tatkala sanak dan famili berkumpul membuat kita saling membaur
Lalu kau ucapkan sepatah kata, menandai gencatan senjata
Indah hari ini,
Saat kalbu menari di atas permadani cinta
Yang terbentang dari hilir menuju muara
Aku mulai berani bicara apa adanya
Haruskah menunggu satu tahun
Mengubur kelam yang tersibak dari ribuan kalam
Berkicau tanpa jeda
Tatkala siluetmu berkelibat walau sesaat
Melompat kemudian sebunyi di antara berjuta firasat
Rapuh jiwa ini, namun begitu gigih menagih
Meronta dan meminta mengapa engkau begitu tega
Haruskah menunggu satu tahun
Saat manusia asyik membuka pintu fatamorgana
Cahayanya membinar hampir mencerahkan seluruh cakrawala
Membuatku malu tertunduk di hadapanNya