Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No.8, Banjarnegara, Jawa Tengah 53418

Dharsum, Ketua PCM Merden Yang Pernah Menjadi Penyiar Radio

Kehidupan pastilah meninggalkan kisah, seperti kisah beberapa tokoh yang masih ada di ensiklopedia atau tercatat rapi di buku mata pelajaran sejarah. Setiap orang memiliki sejarahnya masing-masing, tak terkecuali Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Merden periode Muktamar ke-48. Dharsum, S.Pd.

Saat ditemui di rumahnya yang berjarak 40 meter dari Klinik Utama PKU Muhammadiyah Merden, Dharsum menuturkan bahwa dirinya mengawali keaktifan dalam persyarikatan saat aktif sebagai remaja masjid binaan Pemuda Muhammadiyah, kala itu dirinya masih berstatus sebagai Siswa SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Pendidikan setara SMK.

“Saya menjadi Guru karena murni saran dari orang tua, Mas. Awalnya saya merasa malu dan tidak yakin menjadi Guru.” Ujar Pria yang telah memasuki masa pensiun pada April 2023 tersebut.

Meski tidak yakin menjadi Guru, namun pengalaman berorganisasi di Muhammadiyah justru membuat Dharsum memiliki keberanian untuk mengajar, pengalaman menjadi MC ketika ada kegiatan di persyarikatan membuatnya merasa semakin yakin dan percaya diri untuk menjalani karir sebagai seorang Guru.

Di sisi lain, Pria yang mulai aktif mengajar pada tahun 1986 tersebut juga pernah aktif sebagai Penyiar di sebuah stasiun radio amatir era tahun 80an. Sajian yang kerap dibawakan adalah sajian Pilihan Pendengar (Pilpen) dan terkadang dirinya bertugas sebagai seorang moderator talkshow. Saat itu stasiun Radio tempatnya mengudara bernama Radio Cakrawala.

“Meski statusnya radio amatir, tapi frekuensinya bisa nyaut sampai perbatasan Gombong, Mas.” tukas Dharsum.

Namun karena adanya penertiban dari pemerintah terkait dengan regulasi frekuensi radio, saat itu mesin pemancar radio cakrawala disita oleh Kodim dan hal ini menjadikan Dharsum pensiun dini dari dunia broadcasting dan menyandang status sebagai mantan Penyiar Radio.

Ketika ditanya terkait sulitnya kaderisasi di Muhammadiyah, Dharsum menjawab bahwa permasalahannya adalah ada pada keluarga, ketika Orang Tua aktif di Muhammadiyah sekiranya orang tua juga perlu memperkenalkan Muhammadiyah kepada anak-anaknya, jika perlu orang tua-lah yang menyuruh anaknya untuk terlibat dalam kegiatan di persyarikatan, yang perempuan bisa diikutkan Nasyiah sedangkan yang laki-laki bisa diikutkan Pemuda Muhammadiyah atau KOKAM.

Ia juga berpesan kepada kader persyariakatan khususnya kader baru yang tergabung karena bersekolah atau bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), “Bertebaranlah jadi apapun, tapi kembalilah ke Muhammadiyah”. (dhimas)

Share the Post:
Related Posts