Penyebab Seseorang Gagal dalam Pandangan Islam

kegagalan

Ditulis oleh Majelis Tabligh

20 October 2025

Setiap manusia tentu menginginkan kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat. Namun, tidak sedikit pula yang mengalami kegagalan dalam hidupnya, baik gagal dalam usaha, pendidikan, pekerjaan, maupun aktifitasnya dalam ber-dakwah. Dalam pandangan Islam, kegagalan bukanlah semata-mata karena takdir atau nasib buruk, melainkan sering kali disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri.

Islam mengajarkan bahwa kesuksesan hakiki adalah keberhasilan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Adapun kegagalan sejati bukanlah gagal memperoleh dunia, tetapi gagal mengenal dan menaati Allah.

Hal ini sebagaimana dijalaskan di dalam Al qur’an, Allah SWT berfirman :

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةࣰ ضَنكࣰا وَنَحۡشُرُهُۥ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
(QS. Ṭāhā: 124)

Ayat ini menegaskan bahwa berpaling dari Allah adalah penyebab utama kegagalan dan kesempitan hidup, meskipun secara lahiriah seseorang tampak sukses di dunia.

Berikut penyebab kegagalan seseorang, antara lain :

Pertama, Lemahnya Iman dan Ketergantungan pada Dunia

Salah satu penyebab kegagalan manusia terbesar adalah lemahnya iman dan ketergantungan berlebihan pada dunia. Seseorang yang terlalu mencintai dunia akan kehilangan arah dan tujuan hidupnya.

Hal ini telah diingatkan rasulullah dalam hadisnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ
“Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan.”
(HR. Al-Baihaqi)

Orang yang terobsesi pada dunia akan menghalalkan segala cara, tidak lagi peduli pada halal-haram, bahkan lupa untuk bersyukur dan beribadah. Akibatnya, Allah mencabut keberkahan dari hidupnya. Ia mungkin tampak berhasil secara materi, namun hatinya gersang dan kehidupannya hampa.

Kejadian yang sering kita jumpai, Banyak orang bekerja keras mengejar jabatan, namun rela mengabaikan shalat, berbohong, atau mengambil hak orang lain. Akhirnya, meski tampak sukses, hidupnya tidak bahagia dan usahanya berantakan. Inilah bentuk kegagalan hakiki menurut Islam.

Kedua, Tidak Ikhlas dan Salah Niat

Niat adalah pondasi utama dalam setiap amal. Tanpa keikhlasan, amal yang besar pun menjadi sia-sia. Kegagalan seseorang sering kali muncul karena niatnya tidak lurus atau niat yang salah, ingin dipuji, dihormati, atau mencari keuntungan duniawi semata. Dalam hal niat, rosul telah memberikan nasehat untuk kita semua.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Misal : Seorang dai atau guru yang berdakwah bukan karena mencari ridha Allah, melainkan ingin terkenal atau dihormati, maka dakwahnya akan kehilangan keberkahan. Bisa jadi jamaahnya banyak, tapi pesan yang disampaikan tidak menyentuh hati. Inilah kegagalan dalam amal ibadah.

Ketiga, Menyombongkan Diri dan Tidak Mau Belajar

Kesombongan merupakan penyakit hati yang menyebabkan seseorang tidak  menerima kebenaran. Orang yang sombong menolak nasihat dan merasa dirinya paling benar. Padahal, sifat ini adalah penyebab kehancuran Iblis.

Allah SWT berfirman:

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسۡجُدَ إِذۡ أَمَرۡتُكَۖ قَالَ أَنَا۠ خَیۡرࣱ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِی مِن نَّارࣲ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِینࣲ
“(Iblis) berkata: Aku lebih baik darinya (Adam), Engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
(QS. Al-A‘rāf: 12)

Ayat ini menegaskan bahwa kesombongan penyebab seseorang gagal berkembang. Ia enggan belajar, menolak kritik, dan merasa cukup dengan pengetahuannya. Dalam pandangan Islam, orang seperti ini akan tertutup dari petunjuk Allah.

Dalam kehidupan sehari hari, kita sering menjumpai, seorang murid menolak nasihat guru atau orang tua karena merasa lebih tahu. Akhirnya ia tersesat dalam keputusan hidupnya sendiri dan menyesal di kemudian hari.

Empat, Lalai dari Doa dan Tawakal

Doa dan tawakal adalah kunci keberhasilan seorang muslim. Namun, banyak orang gagal karena mengandalkan diri sendiri dan melupakan Allah. Padahal, keberhasilan sejati datang dari pertolongan Allah, bukan semata usaha manusia. Usaha tanpa doa itu sombong, sedangkan doa tanpa adanya usaha maka sia sia.

Allah SWT berfirman:

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Apabila engkau telah bertekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
(QS. Āli ‘Imrān: 159)

Kelima, Enggan Bertaubat dan Memperbaiki Diri

Kegagalan sering disebabkan oleh dosa dan maksiat yang dilakukan tanpa penyesalan. Dosa dapat menutup pintu keberkahan dan menghalangi datangnya pertolongan Allah. Sayangnya banyak manusia yang belum tau tentang hal ini. Sehingga mereka dengan sengaja dan suka rela mengerjakan dosa dan maksiat.

Allah berfirman:

وَمَآ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِیبَةࣲ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِیكُمۡ وَیَعۡفُوا۟ عَن كَثِیرࣲ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahanmu).”
(QS. Asy-Syūrā: 30)

Contoh kekejian di Masyarakat : Seseorang merasa hidupnya selalu gagal, usahanya bangkrut, keluarganya tidak harmonis, namun ia tidak introspeksi bahwa ia jarang beristighfar dan lalai dari ibadah. Padahal, dengan taubat dan memperbaiki diri, Allah akan membuka jalan keluar dari setiap kesulitan.

Kesimpulan

Kegagalan dalam pandangan Islam bukanlah akhir dari segalanya, melainkan peringatan dari Allah agar manusia kembali ke jalan yang benar. Orang yang beriman tidak takut gagal, sebab ia yakin setiap kegagalan adalah bagian dari ujian dan takdir yang mengandung hikmah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, karena seluruh urusannya adalah kebaikan.”
(HR. Muslim)

Maka, apabila kita ingin terhindar dari kegagalan, mari kuatkan iman, luruskan niat, jauhi kesombongan, perbanyak doa, dan jangan pernah lelah untuk bertaubat serta memperbaiki diri. Karena sesungguhnya kesuksesan sejati adalah menjadi hamba yang diridhai Allah.

Oleh : Rizqi Mubarok, S.H (Peserta sekolah tabligh PWM Jawa Tengah kelas banjarnegara, dan Mudir MBS Kalibening)

Editor: Dhimas

 

Mungkin Anda Suka

Keutamaan Peran Seorang Ibu

Keutamaan Peran Seorang Ibu

Jika seorang ayah adalah pemimpin dan nakhoda kapal rumah tangga, seorang ibu adalah pelabuhan dan madrasah pertama...