Pemuda adalah aset berharga dalam Islam. Mereka memiliki kekuatan fisik, semangat, serta energi besar untuk menegakkan kebenaran. Rasulullah SAW memberi perhatian khusus kepada para pemuda, bahkan banyak di antara sahabat yang masih muda sudah memikul amanah besar dalam dakwah. Dalam banyak doa dan sabdanya, Nabi SAW menunjukkan betapa pentingnya pemuda sebagai generasi penerus Islam.
Pemuda dalam Pandangan Al-Qur’an
Al-Qur’an menggambarkan pemuda sebagai golongan yang memiliki keteguhan iman meskipun berada dalam tekanan besar. Hal ini tampak dalam kisah Ashabul Kahfi:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13)
Ayat ini menjadi bukti bahwa pemuda yang beriman diberi keistimewaan oleh Allah berupa tambahan hidayah dan kekuatan iman. Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami li Ahkam al-Quran menjelaskan:
“Allah memuji para pemuda itu karena mereka memilih iman dibandingkan kekufuran, dan karena usia muda adalah masa yang biasanya dikuasai oleh syahwat.” (Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, jilid 10, hlm. 380).Doa Rasulullah SAW untuk Pemuda
Di antara doa Rasulullah SAW yang Khusus Ditujukan Untuk Pemuda Adalah:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلشَّبَابِ المُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ
“Ya Allah, ampunilah para pemuda mukmin laki-laki dan perempuan.” (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad no. 13798, sanad hasan).
Doa ini menunjukkan perhatian Rasulullah SAW terhadap pemuda, karena mereka adalah golongan yang rentan terjerumus dalam fitnah dunia. Dengan doa ini, Rasulullah SAW memohonkan ampunan agar para pemuda selalu dalam lindungan Allah.
Selain itu, Rasulullah SAW juga mendoakan keberkahan bagi pemuda yang menjaga diri dari zina dan berusaha menikah:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari no. 5065, Muslim no. 1400).
Hadits ini bukan hanya berupa nasihat, melainkan doa dan arahan agar para pemuda diberi kekuatan dalam menjaga kehormatan diri.
Harapan Rasulullah SAW Terhadap Pemuda
Rasulullah SAW menaruh harapan besar kepada generasi muda untuk menjadi penjaga agama. Banyak sahabat yang masih muda diberi amanah besar, di antaranya:
- Usamah bin Zaid (17 tahun) diangkat menjadi panglima pasukan yang di dalamnya ada sahabat senior.
- Ali bin Abi Thalib yang masih remaja sudah menjadi pembela utama Islam sejak awal dakwah.
- Mu’adz bin Jabal di usia muda sudah menjadi ahli fatwa.
Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW berharap pemuda menjadi pelopor dalam ilmu, jihad, dan dakwah.
Nasihat Para Ulama tentang Pemuda
- Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Masa muda adalah bagian dari kehidupan manusia yang paling berharga. Jika seorang pemuda menghabiskannya untuk ketaatan, maka ia telah meraih keberuntungan yang besar.” (Miftah Dar as-Sa’adah, 1/167).
- Imam Hasan al-Bashri rahimahullah menasihati, “Wahai para pemuda, beramallah kalian. Sesungguhnya aku tidak melihat amalan yang lebih tepat daripada dilakukan di usia muda.” (Dinukil dalam Hilyatul Auliya’ karya Abu Nu’aim, 2/148).
Nasihat ini menunjukkan bahwa ulama salaf memandang usia muda sebagai momen emas untuk memperbanyak amal dan membangun karakter iman.
Doa dan harapan Rasulullah SAW untuk para pemuda adalah bentuk kasih sayang beliau terhadap generasi penerus Islam. Pemuda yang beriman menjadi benteng kekuatan umat, sebagaimana dicontohkan oleh para sahabat muda. Dengan bekal doa Nabi Muhammad SAW, dorongan Al-Qur’an, serta nasihat para ulama, pemuda Muslim seharusnya berjuang menjaga iman, memperbanyak amal, dan menyiapkan diri sebagai pemimpin umat di masa depan.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
(HR. Bukhari no. 660, Muslim no. 1031).
Semoga kita, khususnya para pemuda, termasuk golongan yang diridhai Allah dan menjadi generasi penerus yang menjaga agama dengan iman dan amal.
Kontributor: Ustaz Rahman (Mahasiswa Sekolah Tabligh PWM Jateng di Banjarnegara)
Editor: Dhimas