Klampok, 15/7/2025 – Saat narasi quarter life crisis muncul, rupanya narasi tersebut tidak bisa sepenuhnya kita amini, karena kenyataannya, Anak Muda adalah fase peradaban, tepatnya peradaban untuk memiliki pikiran dan perilaku yang berkemajuan.
Dalam agenda PDPM Banjarnegara Mengaji, PCPM Purwareja Klampok kedatangan pemateri yang sayang jika pemaparannya tidak direkam dalam rangkaian aksara, lalu dijadikan prasasti digital yang bisa diakses kapanpun selama layarmu masih berlayar. Pemateri tersebut adalah Ustaz Barkah, seorang pendakwah muda asli Pagentan.
Dalam kesempatan tersebut, Kurnia Agung Apriambodo selaku Ketua PCPM Purwareja Klampok mengajak kepada para anggotanya untuk tidak kalah semangat dalam mengikuti pengajian.
“Jangan kalah semangat sama Ustaz Barkah,” Tegasnya pada kesempatan sambutan pembuka.
Mengawali kajian dengan penuh semangat, Ustaz Barkah menjelaskan bahwa bermajelis bukan hanya menambah informasi, selain nikmat mendapat rahmat dan nutrisi jiwa, bermajelis seperti pengajian juga mendapatkan nikmat silaturahim.
“Kalau kita bertemu dengan saudara yang memiliki semangat untuk mengaji, itu hati pasti gembira,” tutur Ustaz Barkah.
Dalam tausiahnya, Ustaz Barkah menyentil topik tentang anak muda, di mana dalam Islam, AnakMuda adalah fase peradaban.
“Anak muda adalah fase krisis hanyalah label, menurut Islam, anak muda bukan fase ngeluh, tapi anak muda adalah fase peradaban,” Ujarnya.
Selain itu, dirinya juga mengajak para peserta pengajian yang hadir untuk memaknai lagu Mars Muhammadiyah yang liriknya mampu membangkitkan semangat.
“Kita tidak bisa mengajak ngaji dengan kalimat mainstream ‘ayo ngaji’ tetapi gunakanlah seni sastra untuk menebarkan semangat mengaji”
Dirinya juga memberikan perumpamaan air yang berada di kubangan justru akan keruh, sehingga anak muda harus bergerak agar jiwanya tidak keruh, jangan sampai anak muda terlihat loyo dan galau.
Baca Juga: PCNA Purwareja Klampok Gelar Pelatihan Tiktok Affiliate dan Digital Product
Terakhir, Ustaz Barkah juga mengajak kepada kader Pemuda Muhammadiyah, untuk tetap menjaga eksistensi Muhammadiyah dengan aktif berkontribusi baik secara materi, fisik ataupun pemikiran untuk persyarikatan.
“Tidak ada eksistensi tanpa kontribusi,” Pungkasnya.
Kontributor: Dhimas
Editor: Dhimas
